Kadang kita bertanya apa yang sedang terjadi pada
diri kita? Pemuda memang darahnya selalu bergelora. Apa lagi pemilik mimpi
besar.
Saya sangat terobsesi sekali dengan pidato-pidato
dan tulisan Bung Karno. Mungkin karena saya menganggap Ia adalah ayah sendiri.
Secara realita mungkin disebut ayah ideologis.
Ajarannya selalu menghidupkan mimpi untuk berkiprah
nasional dan internasioanl. Dan memang hampir selalu mengabaikan apapun kondisi
yang terjadi, dan berfokus pada keyakinan Allah Yang Maha Besar bisa merubah
dan menjadikan apapun. Termasuk mimpi-mimpi kita.
Bung Faisal, "Pemuda pemimpi, selamat melewati proses ini. Kita hanya perlu melewati proses ini." |
Di titik ini saya tersadar. Kesalahan saya adalah
tidak fokus, kurang konsisten, kurang telit, dan tentu saja kurang modal. Umurku menginjak 25 januari
depan. Saya jadi teringat obsesiku untuk sukses semuda mungkin dan berhasil
sebelum umur 25.
Hahhh... Tarik nafasku dalam-dalam. Semuanya seperti
berputar-putar dalam kepala. Sejak 3-4 tahun lalu memang saya semakin sadar,
orang-orang yang penuh semangat besar, juga memilki sisi lain. Yaitu down yang
habis-habisan pula. Walau untungnya semangat masih menjadi suara mayoritas.
Diakui atau
tidak, dan disengaja atau tidak. Mungkin diri ini sudah sombong, dan
terlalu melihat besar diri ini. Padahal saya bukanlah siapa-siapa, dan sampai
kapanpun bukanlah siapa-siapa yang berhak sombong. Untung masih memilki "harta terbesar", yaitu iman
pada Allah. Dengan segala kekurangan
kadar iman, akhlak, dan amal.
Berita akhir-akhir ini cukup menyita waktu. Dari
kasus Mario Teguuh dan Kiswinar, kasus suap kepala DPD, Tax Amnesty yang
didatangi pengusaha-pengusaha kelas kakap serta kaitannya dengan tindakan
kontra Singapura. Semuanya berputar, tidak jarang berita itu buat pesimis
menatap hidup. Termasuk keinginan menikah september atau bulan depan, hutang
yang masih belum surut signifikan, proses ke-2 applying LPDP, penyelenggaraan
Konferensi Nasional Young Husnudzon akhir tahun ini, agenda keliling 100
negara, mimpi pesantren Sadpas berkapasitass 300rb santri serta kaitannya
ketidaksetujuan keluarga pada pendamping hati. Sakali lagi semuanya berputar.
Belum lagi mimpi untuk hafidz 30 juz dan suksesnya Positve Impact Center.
Mungkin malam ini jangan terlalu panjang-panjang
menulis, yang penting konsisten. Dan semakin saya sadar, inilah salahsatu power
utama yang harus terus diasah. Diri ini sepertinya memang sedang hilang arah.
Sebetulnya wajar juga, dalam hukum One Thing, segala sesuatu perubahan besar
pasti akan ada ketidakaturan bahkan berantakan.
Pemuda pemimpi, selamat melewati proses ini. Kita
hanya perlu melewati proses ini. Dengan tetap menancapkan keyakinan dan
optimis. Sebetulnya sederhana, saya hanya ingin mencinta dan dicintai, serta
berupaya memberikan manfaat pada dunia.
Bung Faisal,
Cirebon, 19 Sept 2016.